Wednesday, December 25, 2013

Tumpeng Nasi Kuning di Milad Abang

Bismillahirrahmanirrahiim...

Ternyata semangat masak nggak selalu diimbangi dengan semangat untuk mendokumentasikan hasil masakan. Ternyata (lagi) semangat mendokumentasikan hasil masakan nggak selalu diimbangi dengan semangat untuk posting di blog *melengos liat foto-foto kue...*

Yak, dengan mengumpulkan mood yang terserak, mari kita mulai tulisan pertama: Tumpeng Nasi Kuning.

Sebenernya saya nih bukan tipe orang yang bersemangat buat merayakan ulang tahun (apalagi kalo keluar banyak duit, hehe). Tapi dengan beberapa pertimbangan akhirnya jadi juga mengundang keluarga inti dan teman-teman Abang untuk makan-makan di rumah. Aslik, nggak banyak... cuma sekitar 11 orang. Ngundangnya pun cuma modal mulut doang nggak pake undangan. Ndilalah tetep pada bawa kado juga... *Alhamdulillah*

Masalah selanjutnya adalah... pada mau dikasih makan apakah para tetamu ini? Kue mah udah biasa ya... Salah satu yang cukup menjadi obsesi buat saya adalah tumpeng nasi kuning. Ngebayangin cara bikinnya aja mungkin udah males duluan. Tapi setelah baca resepnya Bu Fatmah kayaknya nggak terlalu sulit juga... Tapi tahu dong ya... kalo nasi kuning nggak mungkin manggung sendirian. Musti ditemenin sama (paling nggak) ayam goreng, telur dadar iris, tempe orek kering, perkedel, dan bihun/mie goreng. Bunda bahkan bilang mustinya pake urap. Bahan udah dibeli seh... tapi berhubung menganut asas demokrasi (Mamah dan Mpok sepakat Nasi Kuning nggak pake urap) dan sederhanainajaisasi, selamat tinggal urap...!! Baru ngeh kemudian kalo di resep NCC juga pake U-R-A-P.

Okay, cerita akan saya mulai dari mulai... cari resep. Taulahya... cari ke mana lagi kalo bukan NCC. Berikut resep dari Bu Fatmah:

Bahan :

  • 800 gr beras putih
  • 200 gr beras ketan
  • 1200 ml santan
  • 1 sdm kunyit halus
  • 2 sdm garam
  • 4 lbr daun salam
  • 1 lbr daun pandan
  • 2 btg sereh
  • 1 sdm air jeruk nipis (lupa dimasukin... secara rasa kayaknya nggak ngaruh banyak).

Cara Membuat :

  • Campur beras dan beras ketan, cuci bersih tiriskan, kukus (saya mengukus kurang lebih selama 30 menit).
  • Sementara itu campur kunyit dan santan, saring, buang ampas kunyit. Masak bersama daun salam, pandan dan sereh. Tambahkan garam. Masak tersu hingga mendidih. Matikan api.
  • Masukkan beras yg masih panas kedalam santan, aduk rata. Biarkan hingga santan terserap habis, dan beras menjadi aron. Tuangi air jeruk nipis. Aduk rata.
  • Kukus beras aron selama 20 menit, angkat (atau sampai masak... coba tes nasi yang di bagian dalam, sudah cukup matang atau belum). Cetak dalam cetakan tumpeng, yang ujung lancipnya sudah dialas daun pisang dan dipoles sedikit minyak sayur.
Saya buat 2 resep. Satu untuk tumpeng dan satu lagi untuk dibungkus dan dibagikan. Oia, saat mencampur beras kukus ke dalam adonan menurut saya airnya kurang, sehingga saya tambahkan lagi dengan santan. Emang sotoy... Nasi Kuning saya sukses kepulenan. Alhamdulillah masih enak dan menuai pujian, tapi saya bisa bilang resep ini udah ciamik dan nggak usah diapa-apain lagi, kecuali warna kuningnya yang menurut saya kurang jreng, jadi silahkan ditambahkan kembali.

Namanya juga belum pengalaman bikin hajatan yah... Tadinya saya nggak niat bikin tumpeng, hanya sekedar bkin nasi kuning untuk dibagikan ke tetangga. Ndilalah nasi masih banyak dan sudah beli cetakan tumpeng sehari sebelumnya. Coba-coba dicetak, ternyata cukup!! Masalahnya, saya hanya punya ayam 2 ekor. Udah pasti nggak cukup kalau disajikan dan dimasukkan ke bungkusan. Terpaksa nasi yang dibawa pulang nggak pake ayam ya adek-adek... :(

Oia, berikut ini tautan tentang tips persiapan membuat nasi kuning yang TIDAK saya baca sebelumnya: Tumpeng Nasi Kuning NCC. Jadi sebelum mulai harus atur strategi dulu deh... Ini strategi ala saya:
Acara hari Minggu, saya belanja semua keperluan di hari Sabtu.
Ayam goreng bisa diungkep di hari sebelumnya. Bumbunya? "Bu, bumbu ayam dua ekor, ya!!" alias... bumbu jadi di tukang bumbu dapur giling, haha. Saya ungkep dengan air kelapa dalam waktu yang lama. Hasilnya enak dan empuk banget.
Perkedel dan tempe orek dibuat sehari sebelumnya. Perkedel disimpan di freezer karena menggunakan telur. Takut basi bo...
Campuran santan juga dibuat sehari sebelumnya. Jangan lupa diangetin ya...
Saya juga sudah membuat bumbu dasar dan ditumis untuk membuat tempe orek dan bihun goreng. Jadi nanti tinggal osreng-osreng sajah. Jangan lupa bahan-bahan disiangi dan dipotong sesuai kebutuhan ya... Biar nanti masak kayak Mbak-mbak di TV yang tinggal cemplang-cemplung aje...

Dan, tadada... ini dia hasilnya!! *kibas jilbab*



Yah, begitulah hasilnya... Jangan bingung sama latarnya yang berantakan karena meja tempat menaruh tumpeng ini adalah satu-satunya meja yang saya punya. Ditambah keadaannya lagi ribed pula menyiapkan hidangan yang lain. Masih jauh dari oke sebenernya... Tapi saya seneng udah nyoba. Ibaratnya nih, bisa naik level... hihi.

Sooo... ayo dong yang pingin berbaik hati jadi fasilitator latihan saya selanjutnya, pesen Tumpeng ke saya yuuuk :D

Sunday, November 3, 2013

Cupcake Bouquet

Dari awal ketertarikan saya dengan dunia masak-memasak (kue), jujur saya agak kurang tertarik dengan cupcake. Buat saya, cupcake ya hanya cake in a cup. Kuenya juga paling itu-itu aja. Cara masaknya ya begitu-begitu juga. Yang membuatnya berbeda PALING (HANYA) dekorasinya AJA. Itu juga nggak jauh-jauh lah… buttercream, ganache, fondant (yang mana saya juga nggak suka).

Namun kemudian pandangan saya menjadi berbeda saat Minggu lalu berencana untuk membuat kue hantaran lamaran untuk sepupu. Setelah itu pun saya jadi rajin nongkrongin Pinterest buat melihat model cupcake yang unyu-unyu. Saya pingin kasih sesuatu yang istimewa tapi juga nggak ribet-ribet amat karena di waktu yang hampir bersamaan saya ada acara kantor. Selain itu, pinginnya sih memakai bahan-bahan yang memang sudah tersedia supaya bahan-bahan tersebut lebih cepat habis.

Tadinya sih… mau bikin Japanese Cheese Cake dengan topping aneka buah seperti biasa. Tapi bosen juga booo sama dekorasi dan jenis kuenya (gara-gara sempat bikin JCC beruntun, malah jadi bosen. Hehe). Keterampilan dekor saya juga masih terbatas. Yasudlah… Bikin Cupcake Bouquet sepertinya lebih aman. Kebetulan di Minggu sebelumnya saya sudah sempat bikin, tetapi bentuknya belum seperti bouquet beneran karena hanya ditata, bukan dirangkai jadi karangan bunga. Sayang banget waktu itu nggak sempat difoto karena udah ribed dan mepet waktunya.

Sebelumnya saya pakai resep Buttercake 2 Telur. Sederhana dan hemat. Tapi jujur saya kurang puas sama hasilnya. Kuenya padet banget dan seret. Mamah paling nggak suka sama kue model begini, hehe. Sepertinya saya juga nggak salah proses,karena ternyata ada metode buttercake lain yang bisa membuat hasil kue menjadi lebih lembut, yaitu dengan memisahkan putih dan kuning telur. Akhirnya resep yang terpilih adalah Classic Cheese Cake NCC:

Bahan:
  • 200 gram gula kastor
  • 300 gram mentega/margarine
  • 7 butir kuning telur
  • 5 butir putih telur
  • 250 gram tepung terigu
  • 200 gram keju parut
Cara membuat:
  1. Kocok mentega dan gula hingga pucat dan mengembang, masukkan kuning telur satu persatu sambil dikocok terus hingga mengembang, kecilkan mixer menjadi speed 1, masukkan 150 gr  keju parut, kocok rata, matikan mixer.
  2. Masukkan tepung terigu aduk rata.
  3. Di tempat lain, kocok putih telur hingga kaku (hard peak), lalu masukkan ke dalam adonan mentega secara bertahap sambil diaduk rata.
  4. Tuangkan ke dalam loyang tulban diameter 24 cm yg sudah dioles mentega dan ditabur terigu (aku tentu saja pakai paper cup).
  5. Taburi bagian atasnya dengan sisa keju (aku nggak, keju masuk semua ke adonan).
  6. Oven selama lk. 45 menit (180 derajat celcius), atau hingga matang (aku taruh di rak atas dengan api bawah saja).
  7. Angkat, dinginkan, potong-potong, sajikan
Okay, itu soal resep kue. Ternyata memanggang dengan cup momma juga nggak sepraktis yang saya bayangkan. Kue jadi lebih cepat gosong karena adonan dipanggang langsung tanpa loyang cetakan. Untungnya nggak parah-parah amat dan bisa dipindahkan ke cup yang baru. Tips yang saya temukan kemudian adalah memanggang dengan Steam Bake. Cukup taruh sepanci kecil air panas dan panggang bersama kue. Hasilnya nggak akan seperti cheese cake karena dari sisi bahan dan langkah pengolahan jelas beda. Justru kue jadi lebih lembut dan nggak mudah gosong :)

Untuk buttercreamnya sendiri saya pakai resep Teh Nenis. Tapi jujur aku lebih suka resep yang ada di kaleng Hollman Soft Cream. Sebelumnya saya sudah bikin dalam jumlah banyak dan disimpan di kulkas. Begitu mau dipakai dikocok lagi hingga benar-benar mengembang dan diberi soft cream tambahan. Takarannya berapa banyak saya nggak inget, hehe. Pokoknya menyesuaikan saja, kalo kurang manis ya dikasih SKM atau gula tepung lagi. Kuncinya sih menurut saya ada di pengocokan… Semakin lama, semakin mengembang, semakin bagus dan tidak mengendal di lidah. Setelah selesai, baru deh dikasih pewarna sesuai selera. Aku pakai Koepoe-koepoe yang water based, jadi warnanya memang nggak akan kinclong. Kalau terlalu banyak, percayalah, rasanya akan aneh dan meninggalkan sensasi aneh yang tidak enak saat dimakan.

Okay!! Sekarang tinggal menyiapkan wadah untuk bouquet-nya. Aku sih pakai toples kuker bekas yang dililit pita. Di bawahnya dialasi paper doyle supaya lebih menarik.
Di dalam toples saya menumpuk styrofoam sampai batas atas toplesnya. Satu per satu cupcake ditancapkan ke styrofoam sampai membentuk karangan bunga. Berhubung toplesnya juga kecil, jadi hanya ada 7 cupcake yang masuk.

Di sela-sela cupcake yang masih terlihat styrofoamnya saya isi dengan buttercream yang disemprot dengan spuit bintang supaya tidak terlalu kelihatan. Untuk bunganya sendiri saya pakai spuit bintang ukuran besar. Kalo kata suami sih krimnya masih agak kurang mumbul.
Setelah baca sana sini sih mestinya pakai styrofoam yang berbentuk setengah bola supaya lebih rapih. Atau kalaupun nggak ada, styrofoam bisa dibungkus kertas krep (bener nggak sih tulisannya??). Begitu pula dengan cup-nya sehingga bisa tercipta efek daun-daunan. Eeeeeniweeeeei… Saya cukup puas dengan percobaan kali ini walaupun masih banyak kurangnya. This is it, Cupcake Bouquet v1 by Dahlia:

My First (Successful) Soft Bread

Bismillahirrahmanirrahiim…

Roti adalah salah satu momok buat saya. Dulu pernah bikin roti pisang, gagal. Pernah nyoba bikin roti polo (ala Roti B*y), gagal. Setelah itu saya agak males buat bikin roti lagi. Bikin roti intinya tuh apa saya bener-bener nggak ngerti. Makanya waktu ada NCC Bread Week saya  pingin banget untuk ikut, tapi sadar diri nggak bisa bikin roti. Okay! Saya mundur teratur.

Dengan niat menguasai berbagai jenis bakery, ya udah lah ya… Bismillah, saya mau coba lagi deh. Akhirnya dengan semangat 45 saya memberanikan tepung komachi dan cari-cari resep roti. Pilihan jatuh ke resep Soft Bread-nya Bu Fatmah (http://ncc-indonesia.com/old/), lebih aman. Hehe. Sebelum itu saya juga baca berbagai catatan pembuatan roti di NCC.

Berikut resepnya:

Bahan:
  • 500 gr tepung terigu protein tinggi (setengah komachi setengah cakra)
  • 100 gr gula
  • 100 gr mentega
  • 11 gr ragi instant
  • ½ sdt bread improver (aku nggak pakai)
  • 4 btr kuning telor
  • 300 ml air es
  • ½ sdt garam
Cara membuat:
  • Campur semua bahan kering, kecuali garam, aduk rata.
  • Masukkan air 200 ml dan telur, aduk dan uleni sampai rata.
  • Masukkan mentega dan garam, uleni lagi sampai kalis elastis.
  • Adonan siap dibentuk-bentuk.
  • Diamkan adonan hingga mengembang 2 kali, lalu oven hingga matang.
  • Catatan: sisa air 100ml buat jaga-jaga aja adonan kurang lembek tambahkan sedikit demi sedikit (aku total pakai sekitar 250 ml).
Topping:
  • 50 gr gula halus
  • 50 gr gula palem
  • 100 gr mentega
  • 80 gr telur
  • 130 gr terigu protein rendah
  • 5 gr kopi instan + 1 sdm air panas (aku nggak pakai air, kelupaan)
  • 5 gr essence kopi (aku nggak pakai)
Kemarin saya membuat dengan isian coklat, keju, dan topping kopi. Rasanya? Menurut saya enak!! *GR dikit boleh dong…*. Saya belum coba ketahanannya karena sudah keburu ludes. Semalam saya sempat coba tapi teksturnya tentu saja sudah beda. Sayangnya di Cipinang nggak ada oven, jadi belum mencoba bagaimana rasanya kalau dihangatkan.

Nah, berhubung roti cukup ramah jual, saya mau coba beberapa resep sampai benar-benar dapat rasa, tekstur, dan ketahanan yang oke. Siapa tahu bisa jadi bahan jualan, hehe.
Sekian cerita tentang soft bread ya… Semoga secepatnya bisa update lagi tentang jenis roti yang lain. Salam!!

Hanya ada foto proofingnya saja, hasil jadinya harus dicari-cari dulu :(

Browkus Lapis Keju - Ubi Ungu

Awalnya saya penasaran banget dengan Lapis Bogor yang sekarang sedang amat sangat kondang. Konon katanya kuenya lembuuut banget. Setelah mencoba, memang bener loh!! Kuenya super lembut. Tapi… Bahan-bahannya sendiri nggak ada di dapur dan bingung mau cari di mana (tepung talas dan pasta talas). Ya sudahlah… dengan tekad mau berungu-ungu ria (yang penting mendekati warnanya), pilihan dijatuhkan kepada ubi ungu. Supaya lebih cantik, mau dibikin berlapis juga. Pilihan kedua jatuh kepada Brownies Kukus Keju Pak Sahak. Berikut resepnya:

Brokus Ubi Ungu (http://www.diahdidi.com/2013/01/brownies-kukus-ubi-ungu.html)

Brownies Kukus Ubi Ungu
(Resepnya hampir sama dengan resep di Sajian Sedap)

Bahan:
  • 4 butir telur
  • 120 gram gula pasir
  • 1 sendok teh emulsifier (sp/tbm)
  • 160 gram tepung terigu protein sedang
  • 60 ml santan kental instan
  • 60 gram margarin, lelehkan
  • 160 gram ubi ungu, kukus dan haluskan (sebelum dikukus harus dikupas dulu yah… Kalau mau hasil yang lebih cantik sebaiknya diblender bersama santan supaya halus)
  • pewarna ungu sedikit jika perlu
  • 1/4 sendok teh garam
  • 60 gram white cooking chocolate, lelehkan
Cara membuat:
  • Kocok telur, gula pasir, dan emulsifier sampai mengembang.
  • Tambahkan tepung terigu sambil diayak dan diaduk rata.
  • Masukkan campuran santan, ubi ungu, pewarna ungu, dan garam sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan. Tambahkan margarin. Aduk rata.
  • Tambahkan cokelat masak putih leleh sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan
  • Tuang adonan ubi di loyang 24x10x7 cm yang dioles margarin dan dialas kertas roti
  • Kukus 30 menit di atas api sedang sampai matang.
Dan ini resep Brownies Kukus Kejunya Pak Sahak:

Bahan :
Bahan A :
  • 3 btr telur
  • 100 gr gula pasir
  • 1 sdm TBM
Bahan B :
  • 60 gr tepung terigu
  • 20 gr tepung maizena
  • 1 sdt garam
  • 40 gr susu bubuk
Bahan C :
  • 250 gr cream cheese (atau satu resep cream cheese gadungan ala Vivi Liong)
  • 50 – 100 gr butter
Cara Membuat :
  • Kocok bahan A sampai mengembang.
  • Masukan bahan B lalu aduk sampai rata.
  • Kocok bahan C sampai halus kemudian masukan ke adonan lalu aduk sampai rata.
  • Tuang keloyang lalu kukus kurang lebih 20 menit. Jangan lupa “dibanting” dulu sebelum masuk kukusan.
CREAM CHEESE GADUNGAN
by Vivi Liong
Bahan :
  • 150 gr keju cheddar parut
  • 100 ml susu cair
Caranya :
Panaskan susu cair, masukkan keju parut, aduk rata hingga halus (keju larut dan menyatu dengan susu), angkat.

***

Sekedar saran saja, sebaiknya lapisan ubi ungu menjadi lapisan yang bawah karena teksturnya yang lebih padat. Rasanya? Saya tergila-gila dengan lapisan kejunya!! Bukan muji kue sendiri lho, tapi muji Pak Sahak sebagai yang punya resep… karena lapisan kejunya benar-benar lembut dan ngeju!! Oia, kalau mau warna ungu yang lebih kinclong silahkan perbanyak pewarnanya. Di kue ini aku hanya pakai sedikit saja. Selamat mencoba!!

Sagu Keju NCC

Sagu keju adalah kue kering favorit saya! Sukaaa banget sama kue kering yang satu ini.

Pertama karena kuker yang satu ini tidak menggunakan terigu. Pencernaan saya agak sensitif sama yang namanya terigu. Apalagi kalau kombinasi dari terigu dan minyak (gorengan). Berhubung kuker porsi terigunya lumayan banyak, jadilah saya akan merasakan mual dan rasa sebah yang lumayan mengganggu kalau menyantap kuker lumayan banyak (nggak bisa dikit dong kalau makan kue kering…)

Kedua, sagu keju lumer di mulut dan sensasinya sangat menyenangkan.

Sagu keju manapun saya suka. Mungkin kalau nggak pakai keju sekalipun saya tetap suka. Tapi paling jatuh cinta sama resepnya Bu Fatmah. Mungkin karena pemakaian santan kental yang membuat sagu keju NCC makin gurih dan legit.

Sempat beberapa kali membuat sagu keju Bu Fatmah tetapi hasilnya belum sempurna. Masih basah dan lebih cepat melempem tentunya. Ternyata kuncinya ada di saat menyangrai tepung sagu. Serius deh, setelah merasakan perbedaannya, saya nggak males lagi menyangrai tepung sampai benar-benar kering. Poin penting lainnya ada di keju. Kalau kata Bunda mah jangan coba-coba mengganti edam dengan cheddar. Karena kejunya nggak akan sekering edam dan efeknya kue kering bisa menjadi lebih pendek masa kadaluarsanya.

Saya sempat memvariasikan sagu keju dengan essens pandan. Aroma pandannya lumayan berasa, tapi dari segi rasa sih sepertinya nggak jauh berbeda. Ini penampakan sagu keju NCC buatan saya:



Untuk yang ingin mencoba, berikut resepnya:
Bahan:
  • 300 gr tepung sagu (aku coba pakai tepung tapioka enak juga… tapi mustinya sih dengan tepung sagu lebih enak ya… Dan konon hasilnya tidak akan seputih jika memakai Sagu Tani)
  • 2 lembar daun pandan
  • 100 gr margarin
  • 50 gr mentega
  • 150 gr gula halus
  • 1 btr kuning telur
  • 100 gr keju edam, parut
  • 50 ml santan kental
Cara membuat:
  • Sangrai tepung sagu dan daun pandan dengan api kecil hingga daun pandan kering. Angkat,dinginkan.
  • Kocok margarine dan mentega hingga lembut, masukkan gula, kocok rata. Tambahkan kuning telur, kocok rata. Masukkan keju parut, kocok sebentar saja, matikan mikser.
  • Masukkan tepung sagu secara bertahap kedalam adonan mentega, aduk rata. Tambahkan santan, aduk lagi hingga rata.
  • Masukkan adonan kedalam plastik segitiga, pasang spuit bintang, semprotkan kedalam loyang kue kering yg sudah dioles mentega.
  • Oven selama kurang lebih 40menit.
Selamat mencoba!! :)

Roti yang Merakyat

Another WP Blog Post...

***

Bismillahirrahmanirrahiim…

Dari mulai awalnya menjadikan roti sebagai momok, sampai akhirnya berhasil bikin roti pertama, dan kemudian jadi kecanduan bikin roti. Hehe. Itu mungkin tahapan yang akan Anda lalui saat berurusan dengan roti.

Berhubung membuat roti biasanya butuh waktu yang lumayan lama dan menguras tenaga, saya biasanya pikir-pikir dulu dan menyiapkan diri sebelum membuat roti. Kebetulan satu hari dapat kesempatan lagi untuk belajar roti secara gratis lewat pesanan ibu mertua. Bunda pesan snack box dengan isi roti abon dan soes. Anggarannya nggak begitu leluasa, makanya saya langsung kepikiran dengan resep Roti Rakyatnya Mbak Rini Anggraini yang sempat seliweran di group FB NCC.

Selain baca resep, komentarnya juga saya telusuri satu per satu untuk memastikan nggak ada resep, bahan, atau cara yang terlewat atau salah. Maklum, pesenan booo *nekat.com*
Berikut resepnya ya…

Bahan Dasar:
  • 1 kg tepung terigu protein tinggi
  • 1/2 sdt Garam
  • 260 gr gula pasir
  • 100 gr margarin
  • 12 gr ragi instan
  • 600 ml air 560ml dg mixer
Cara Membuat:
  1. Campur terigu, gula, dan ragi. aduk rata. Masukan air sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis lalu masukan garam dan margarine.
  2. Uleni lagi sampai kalis 45 menit.
  3. Adonan di pukul dan banting sampai elastis.
  4. Diamkan adonan selama 50-60 menit sampai mengembang.
  5. Oles loyang dengan margarine.
  6. Potong aodonan 40g atau 50 gr (tergantung selera). Pipihkan. Beri isi. Bulatkan.
  7. Diamkan adonan selama 1 jam.
  8. Panggang adonan hingga berwarna kecoklatan.
  9. Setelah matang langsung angkat dan dinginkan di cooling rack. setelah dingin beri minyak sedikit untuk mengkilapkan bagian atas roti.
Pesanan Bunda 60 buah. Wakwaw… Kebayang dong nguleninnya berapa lama??! Saya memang sudah punya mixer buat mengulen roti. Tapi nggak bisa mengandalkan sepenuhnya euy… Mesinnya langsung berisik kalau mengulen roti lebih dari 10 menit. Saya hanya mengandalkan mixer ini untuk mencampur adonan. Setelah itu mulailah adegan “kekerasan” dengan si adonan. Kucek!! Banting!! Hehe.

Total saya bikin 1.5 kg tepung alias 3 batch adonan. Soalnya nggak berani mengulen langsung 1.5 kg tepung. Takut nggak rata dan tidak kalis sempurna. Oia, roti rakyat ini tidak menggunakan telur sama sekali. Teksturnya memang agak kering, tapi tetap lembuuut. Supaya lebih hemat, bagian atas roti juga tidak dioles telur. Saya hanya mengoles dengan susu UHT dan mengolesnya dengan margarin setelah matang supaya terlihat lebih mengkilap. Oia, hati-hati juga menempatkan kue ini (misalnya saat menyimpan), karena salah-salah bisa mengkerut karena roti ini benar-benar lembut.

Panggangan pertama kurang begitu memuaskan karena ada beberapa roti yang gosong bagian bawahnya. Batch kedua juga masih ada yang gosong. Alhamdulillah adonan batch ketiga sukses semua. Jadi juga 60 roti rakyat cantik nan murah meriah :) . Yang gosong dimakan sendiri aja, hehe. Berikut penampakannya:


Ngebayangin roti 1.5 kg tepung aja saya sudah capek, apalagi eksekusinya… Tapi setelah pesanan diantar rasanya semua rasa capek terlepas, apalagi melihat roti yang menul-menul seperti ini… :)

Donat Kentang - Resep Bu Nina

Bismillahirrahmanirrahiim…

Ini adalah tulisan di blog WP yang saya pindahkan, karena sudah mantap untuk melanjutkan di Blogger saja...

***

Praktek kali ini seharusnya jadi keikut sertaan saya di kegiatan online group FB BKR (Bakul Kue Rumahan), tapi berhubung jadwal ketat… (bilang aja males!!) dan urusan upload meng-upload saya serahkan ke suami… jadilah telat kirim dan nggak ikut kegiatan online tersebut. Kecewa mah nggak… biasa aja. Pertama, karena hasilnya juga belum sempurna. Kedua, asli lah… hari Sabtu saya rempong banget jadi donat kentang ini hanya ditabur gula aja. Beda sama anggota lain yang toppingnya aneka ragam.

Ngomongin soal donat, ini adalah donat kedua saya. Pertama nyoba Donat ala J.Co nya Bu Fatmah. Enak sih… tapi buat saya Donat J.Co tetep juara. Kedua ya si Donat Kentang ala Bu Nina ini. Oia, Bu Nina kalo nggak salah adalah salah satu pendiri group FB yang saya sebut di atas. Resepnya agak berbeda karena ragi dikembangkan dahulu dengan air gula yang hangat. Berikut resep lengkapnya:

Bahan A :
  • 500 gr tepung protein tinggi / sedang
  • 75 gr gula halus
  • 250 gr kentang kukus, haluskan
 Bahan B :
  • 11 gr ragi instant
  • 150 ml air hangat suam kuku
  • 1 sdt gula pasir
*Masukkan ragi dan gula ke dalam air hangat, aduk sampai larut dan biarkan hingga mengembang dan berbuih -+ 5-10 menit (kayaknya aku kurang sukses di tahap ini deh. Sempat bikin 3 kali larutan sodara-sodaraaaaa… Yang jelas, jangan diaduk-aduk dan airnya nggak boleh terlalu panas. Jangan juga diletakkan di lantai karena air menjadi cepat dingin).

Bahan C :
  • 2 kuning telur
  • 75 gr margarin
  • Garam secukupnya
Cara membuat :
  • Masukkan bahan A, aduk dengan tangan hingga tercampur
  • Masukkan bahan B, uleni sebentar hingga tercampur rata
  • Masukkan bahan C, uleni hingga lembut dan kalis
  • Diamkan adonan kurang lebih selama 30 menit hingga mengembang
  • Kempiskan adonan, timbang adonan sesuai selera, diamkan lagi hingga mengembang
  • Lubangi dan bentuk adonan, dan goreng menggunakan api kecil.
Hasilnya memang empuk dan menul-menul, tapi aku rasa hampir sama jika dibandingkan dengan donat kentang lain yang pernah aku coba. Sepertinya sih memang belum berhasil 100% karena busa yang dihasilkan ragi nggak seheboh yang ada di gambar resep asli. Baiklaaah… lain kali akan dicoba lagi.
Selain itu, dua kali bikin donat menurutku adonannya kok lembek pisan yah… Berasa nggak kalis. Padahal sebelumnya sudah kalis dan muluuus banget adonannya. Tapi begitu masuk mentega terakhir sekitar 25 gram langsung benyek. Tangan udah pegel bangeddd, jadi pasrah saja lah… Alhamdulillah masih ngembang dan layak dibilang donat walupun kata Ihya… “kurang enak”. Bukannya kesel malah ngakak dibilang begini karena melihat mimik Ihya yang sok tau. Hehe.

Silahkan dicoba dan bagi-bagi pengalamannya ya… Semoga percobaan selanjutnya bisa lebih sempurna. Berikut penampakan Donat Kentangnya:

Macaroni Schotel


Bismillahirrahmanirrahiim...

Duluuu jaman sebelum nikah penasaran banget bikin Macaroni Schotel. Sayangnya waktu itu belum punya oven... Setelah nikahpun nggak langsung punya oven, padahal masih pingin bikin Macaroni Schotel sendiri. Setelah cari-cari resep, ternyata Macaroni Schotel bisa dikukus, hag... hag... ke mana aja tho Nduk...

Saya juga pernah nulis tentang Macaroni Schotel di blog satu lagi. Tapi waktu itu belum dapet resep Macaroni Schotel yang mudah, gampang diingat, dan... enak tentunya... Akhirnya setelah berkali-kali bikin dengan resep yang berganti-ganti, inilah resep hasil utak-atik sendiri yang menurut saya paling pas:

Bahan:
  • Minyak/Margarin untuk menumis dan merebus macaroni
  • 1 buah bawang bombay ukuran sedang
  • 2 siung bawang putih
  • 150 gram daging sapi cincang sangrai. Bisa diganti dengan daging untuk burger atau daging lainnya seperti tuna kalengan atau ayam. Yang jelas makin banyak makin enak. Oia, berhubung saya suka merebus duluan daging sapi cincang untuk stok, daging rebusan ini biasanya saya ulek sampai halus, baru kemudian ditumis.
  • 250 ml susu UHT/air kaldu
  • 112,5 gram macaroni elbow (angkanya nyebelin, tetapi ini adalah setengah dari netto 1 bungkus macaroni La F**te)
  • 3 butir telur
  • 1 sdt oregano kering
  • 1 sdt lada
  • 1/2 sdm garam (atau sesuai selera)
  • Keju cheddar atau mozarella untuk taburan.
Cara membuat:
  1. Rebus macaroni dengan air dan minyak hingga 3/4 matang.
  2. Tumis bawang bombay dan bawang putih sebentar.
  3. Masukkan daging dan tumis hingga bawang layu
  4. Masukkan oregano, garam, dan lada. Matikan api.
  5. Masukkan susu/air kaldu, telur, dan macaroni. Aduk rata.
  6. Siapkan oven dengan suhu 190 derajat celcius (saya biasanya pakai api atas bawah)
  7. Panggang dengan loyang 18 x 18 atau 15 x 25 kurang lebih selama 40 menit hingga matang.
  8. Setelah 20 menit, keluarkan sebentar dan taburi keju parut, kemudian panggang kembali hingga matang.
Yap, kebetulan malam ini habis buat Macaroni Schotel untuk makan malam. Setelah matang langsung minta Ayah untuk memfoto hasil masakan yang dituruti dengan bibir manyun karena sudah nggak sabar mau menikmati Macaroni Schotelnya :) Alhamdulillah langsung habis, hehe.

Bagaimanapun campuran daging, susu, dan keju pasti enak. Makanya jangan sampai salah masaknya ya... Hehe. Saya juga kurang suka penambahan terigu karena bikin Macaroni Schotel jadi terlalu padat. Waktu perpisahan dengan teman-teman kantor saya bawa 2 loyang Macaroni Schotel. Alhamdulillah semua bilang enak yang dibuktikan dengan Bu S**i yang bolak-balik nambah. Hehe.

Selamat mencoba :)


Butterscotch Popcorn yang... Gitu Deh...

Bismillahirrahmanirrahiim...

Saya sukaaa banget bikin kue. Kalo orang bule mah bilangnya cake... Suami saya termasuk yang ikut seneng saya doyan bikin kue. Tapi di titik tertentu mungkin dia bosen kali ya booo... Akhirnya satu hari saya berujar dengan penuh rasa bete (kalimat apa sih nih...):
"Males ah bikin kue, nggak ada yang nyolek". Dan memang... anak saya pun nggak begitu doyan kue yang manis-manis, apalagi yang lembut-lembut.
Pembelaan dari suami: "Makanya, bikin yang aku minta dong Hun..."
"Apaan?"
"Popcorn Caramel"
Dalam hati: "Ah... gancil..."
Dalam kenyataan: "Kok gini jadinya??"

Tahap pertama tentu saja nyari resep. Terimakasih kepada penemu WWW sehingga saya nggak perlu jalan ke toko buku demi satu resep. Setelah cari-cari, akhirnya pakai resep dari Mbak Depe:

Bahan:

  • 1 cup biji jagung untuk popcorn (bukan untuk makanan burung ya... Hehe)
  • 1/4 cup minyak atau 4 sdm margarin
  • 1/2 cup gula pasir putih
  • 1/3 cup susu kental manis putih
  • 1/2 cup air matang
  • 100 gram mentega (tadinya mau total pakai Wysman, tapi kan kalo gagal nyeselnya nggak ilang-ilang yah... Akhirnya 50:50 sama Margarita, hihi)
Cara membuat:

  1. Buat popcorn dari biji jagung. Ah... ini udah lupa kali yak gimana caranya. Saya langsung bikin sekaligus di panci yang nggak terlalu besar. Walhasil banyak biji jagung yang nggak meletup dan terakhir gosong karena saya nggak sabar dan ngegedein api. 2 detik doang padahaaaaal!! Lain kali butuh wadah yang gede kayaknya... Atau bikin popcornnya harus dalam beberapa tahap.
  2. Setelah jadi, sisihkan dan taburi dengan sedikit garam (ane lupa gan...)
  3. Caramel: siapkan panci anti lengket untuk memasak. Taruh gula pasir di atasnya dan tuang dengan susu kental manis yang sudah dilarutkan dengan air, jangan diaduk!! Saya pakein tanda seru karena saya gatel buat ngaduk dan kemudian nyesel... terpaksa nambahin 1/4 cup gula lagi untuk bikin karamelnya.
  4. Panaskan wajan dengan api sedang, biarkan sampai air menguap. Kalau sudah mulai coklat keemasan artinya sudah jadi karamel, segera masukkan mentega dan aduk cepat.
  5. Tuang ke popcorn dan aduk rata dengan spatula (jangan pakai tangan, asli panas!!)
dan inilah hasilnya...



Enak? Ya... bisa dimakan dan rasanya sudah seperti karamel. Tapi, belum puas ah... Pertama, karamelnya nanggung. Buat saya bikin karamel itu agak menakutkan. Kalau sampai telat, gosong dan sia-sialah bahan yang sudah keluar. Kalau kecepetan diangkat, jadinya masih seperti gula pasir yang ... berpasir. Intinya, karamelnya belum jadi dan masih basah. Popcornnya jadi melempem deh... Terakhir, suami berinisiatif untuk memanggang popcorn yang melempem ituh... Dan Alhamdulillah rasanya jadi lebih enak.

Kedua, manis banget!! Sampai gigi terasa ngilu... Sepertinya akan cari resep yang lain juga karena saya curiga SKMnya jadi salah satu faktor yang bikin karamelnya berpasir...

Yang jelas saya nggak akan sering-sering bikin beginian karena bakal bikin kami sekeluarga terancam diabet, haha. Tapi, namanya juga eksperimen. Walaupun gagal tetap menyenangkan kok, karena dengan begitu jadi tahu apa yang harus diutak-atik supaya lain kali hasilnya sakseiiis. Sampai ketemu di Caramel Popcorn berikutnya (mudah mudahan nggak harus eksperimen berkali-kali).

Friday, November 1, 2013

Puding Roti... Ala Me.

Semalam saya mampir ke rumah mertua. Datang nggak bawa apa-apa dan pulang membawa satu bungkus roti, 3 buah telur, 2 sachet susu kental manis (SKM), seperempat kilo terigu, dan sebungkus margarin *tergugu...*. Ceritanya beberapa minggu lalu Ayah Mertua saya sakit. Singkat cerita beliau diet rokok dan kopi. Bagus dooong... Tetapi, mungkin karena mulutnya "asem" Papa jadi doyan ngemil kuadrat.

Nah, kayaknya saking capek bikin cemilan melulu, Bunda (Ibu Mertua) mendelegasikan tugas bikin Puding Roti ke saya. Soalnya dulu saya pernah bikin puding roti yang menurut Bunda enak banget *jadi malu...*. Masalahnya saya bahkan nggak nyatet resepnya :(. Saya cuma inget resepnya pakai 8 butir telur (yang mana saya kurangi jadi 5 saat itu). Terus, karena susu di rumah habis cairannya saya campur dengan susu-santan-non dairy whip cream dengan komposisi asal tuang.

Yowislah... sebelum eksekusi terpaksa cari resep dulu. Kemana lagi kalau bukan... NCC *peluk Bu Fatmah*, berikut resepnya:

Oia, saya modifikasi dengan beberapa penambahan bahan ya...

Bahan:
  • 5 lembar roti tawar (saya pakai 10 lembar)
  • 5 butir telur
  • 600 ml susu cair (saya pakai SKM 150 ml yang dicairkan sampai dengan 600 ml)
  • 200 gram gula pasir (berhubung pakai SKM yang sudah manis, saya hanya pakai gula 2 sdm saja)
  • 1 sdt kayu manis bubuk (untuk taburan)
  • 1 sdm gula aren bubuk (untuk taburan)
  • 3 sdm kismis (rendam sebentar dengan air panas dan dipotong kecil-kecil)
  • 50 gram margarin cair (tambahan dari saya)
  • 30 gram custard powder (tambahan dari saya)
  • 75 gram keju cheddar parut untuk taburan (wajib ini mah...)
Cara membuat:
  • Aduk telur, susu, dan gula hingga tercampur rata. Kemudian tambahkan custard powder yang sudah disaring, aduk rata.
  • Oles pinggan tahan panas dengan margarin. Tata roti tawar di atasnya. Dengan 10 lembar roti tawar saya dapat 1 loyang alumunium foil ukuran 20 x 20 cm dan 1 loyang brownies kecil.
  • Siram campuran susu ke atas roti hingga terendam, tekan-tekan dengan garpu.
  • Taburi keju, gula aren, dan kayu manis bubuk. Kalau kayu manis agak nyesel sih... karena setelah matang bikin pudingnya jadi item dan kurang cakep.
  • Panggang dalam oven selama 45 menit dengan suhu 180 derajat celcius. Setelah 15 menit, suhu saya turunkan karena keju sudah terlihat kering.
  • Angkat dan sajikan (soalnya saya lebih senang anget-anget, kalau di resep "dinginkan dan sajikan")

Karena gula aren dan bubuk kayu manis membuat pudingnya kurang cantik, saya taburi lagi dengan keju untuk menutupi sebelum difoto, hehe.


Mari makaaan!! Eh, buat di rumah cukup yang loyang kecil saja. Karena yang doyan puding roti hanya suami. Tapi puding roti yang kali ini menurut saya enak!! Mungkin karena di loyang kecil campuran susunya nggak begitu banyak sehingga teksturnya agak kering. Nah, loyang besar yang ada di foto langsung diantar ke rumah mertua. Semoga doyan ya Pa!

Thursday, October 31, 2013

My First Trial on... Kue Talam!!

Bismillahirrahmanirrahiim...

Saya adalah penggemar berat kue talam. Sekali makan kue talam minimal 5 biji, nggak boleh kurang. Oia, selain kue talam saya juga penggemar kue tradisional dengan tekstur yang mirip dengan kue talam. Misalnya... cenil, ongol-ongol, tape uli, wajik, biji salak, kue lapis, dkk. Aaaaa... Jadi tambah lapar :D

Nah, setelah "bosan" bereksperimen dengan kue ala barat, saya jadi ingin mulai mencoba membuat kue tradisional tersebut satu per satu supaya pengetahuan saya juga menjadi tambah luas *modus, padahal kan pingin jualan snack box yang isinya banyak terdiri dari kue tradisional, hehe*.

Percobaan pertama tentu saja dimulai dari kue yang pembuatannya paling mudah (dan ketersediaan bahan, tentunya...), yaitu Lapis Singkong atau Ongol-ongol. Sayang waktu itu tidak sempat difoto T_T. Nekat banget, percobaan pertama dipakai untuk jualan. Untung hasilnya oke :)
Percobaan kedua, saya naksir dengan kue talam. Masalahnya, kue talam biasanya memakai cetakan khusus yang disebut cucing. Setelah beli cucing, masalah kedua muncul... Ternyata cucing yang saya punya dan beli di pasar itu tidak aman buat makanan. Plastiknya lumer bo... Jadi ada yang menempel di bagian luar kue. Kuenya tetap saya makan sih... Soalnya sayang *sambil baca Bismillah dan Istighfar*... Akhirnya ngidam kue talam belum bisa terpenuhi.
Nah, semalam kayaknya rasa penasaran saya sudah sampai di ubun-ubun, hehe. Akhirnya dieksekusilah Kue Talam Ubi dari blog-nya Mbak Ricke dengan menggunakan cetakan yang biasa dipakai untuk cupcake. Berhubung adonannya cukup banyak dan loyang cupcake tidak memberikan bentuk talam yang otentik, sebagian lagi tetap saya kukus dengan cucing keramat tadi T_T. Kalaupun gagal lagi, ya sudah lah... toh untuk dimakan sendiri. Benar saja, ada lagi yang nempel.

Eniweeei... berikut resepnya:
  • 500 gram labu kuning (diadaptasi dari Talam Labu Kuning, diganti dengan ubi dengan jumlah yang sama)
  • 300 ml santang dengan kekentalan sedang matang (saya menggunakan santan kental instan 200 ml yang dicairkan sampai 300 ml. Kemudian direbus sampai berbuih kecil saja)
  • 1/2 sdt garam
  • 150 gr tepung sagu/tapioka (saya pakai campuran keduanya)
  • 175 gr gula pasir (sudah cukup manis - sempat ditambahkan air dan menurut saya manisnya masih pas)
  • 1/2 sdt vanili bubuk (soal wangi, vanila susu L'arome juara deh pokoknya)
Lapisan Putih:
  • 400 ml santan kental matang (saya menggunakan santan kental 200 ml dan 65 ml yang dicairkan sampai 400 ml)
  • 1/2 sdt garam
  • 60 gram tepung beras
  • 40 gram tepung sagu (karena saya lihat encer sekali, maka ditambahkan tepung sagu 1 sdm)
  • 2 sdm gula pasir (kalau mau lapisan gula merah bisa diganti dengan gula merah yang disisir, dilarutkan dengan sebagian air untuk melarutkan santan, lalu disaring).
  • 1/4 sdt vanili bubuk.
Cara Membuat:
  1. Blender ubi yang sudah dikukus dengan setengah bagian santan hingga benar-benar halus.
  2. Tuang ke dalam wadah dan campur dengan tepung sagu, garam, gula pasir, dan vanili bubuk. Aduk rata dengan menggunakan spatula. Masukkan sisa santan dan aduk rata hingga adonan licin. Nah, ini dia bagian yang membingungkan buat saya... Setelah selesai adonannya kental sekali. Lalu saya ingat ubinya memang tidak persis 500 gram, melainkan lebih sedikit karena saya malas memisahkannya. Akhirnya saya tambahkan air ke adonan perlahan-lahan. Kalau ditotal mungkin ada sekitar 150 ml.
  3. Untuk adonan kuning saya tambahkan 10 tetes pewarna kuning supaya warnanya terlihat lebih cerah. Kalau pakai ubi ungu warnanya pasti cantik banget :)
  4. Sebagian adonan saya pisahkan untuk diberikan pasta pandan. Nah, di adonan pandan ini saya coba bereksperimen lagi dengan menambahkan lebih banyak air. Kalau ditotal mungkin sekitar 250 ml. Hasil akhirnya menurut saya lebih pas adonan yang pertama. Adonan kedua juga jadi kue talam, tapi teksturnya terlalu lembek (menurut selera saya).
  5. Tuang adonan ke cetakan yang telah dioles minyak sebanyak 3/4 cetakan (menurut saya lebih baik kedikitan daripada kebanyakan). Oia, karena adonannya kental sekali, karena takut nggak rapih, akhirnya saya menuang adonan dengan menggunakan plastik segitiga. Ketuk cetakan sebelum dikukus agar permukaannya rata.
  6. Lapisan putih: campur semua bahan dan aduk rata.
  7. Kukus 10 menit, kemudian tuang lapisan putih. Masak kembali hingga matang (kurang lebih total mengukus selama 40 menit dengan api sedang)
Tips dari saya, setelah diaduk lapisan putih mungkin akan berbuih (apalagi kalau pakai hand whisk). Jadi sebaiknya disaring terlebih dahulu agar buihnya hilang, sehingga terlihat mulus setelah matang.

Hasilnya? Karena saya pencinta Kue Talam, maka enak nggak enak saya langsung habis 5 buah, hahaha. Enak laaah... *resepnya Mbak Ricke gitu loh...*. Memang agak membingungkan karena saya belum pernah melihat adonan kue talam sebelumnya. Bingung karena adonannya kok kental sekali... Di blog Mbak Ricke adonannya tampak lebih cair dan licin, tapi bisa jadi itu karena memakai labu kuning yang lebih lunak dari segi tekstur.

Nah, untuk penggemar kue talam, ayooo dibikin!! Setelah ini saya berencana mencoba resep Kue Talam tanpa umbi dari Mbak Mache yang resepnya saya dapat di Group FB NCC. Tentunya sebelum itu saya harus membeli cucing yang foodgrade dulu...

Selamat menikmati :)



Monday, October 28, 2013

Japanese Cheese Cake - Lamaran Lola

Bismillahirrahmanirrahiim...

Japanese Cheese Cake (JCC) ini ada kue keju favorit saja. Creamy, lembut, ngeju, tidak sepadat Baked Cheese Cake (yang sebenernya saya suka juga koook), dan dengan harga yang lebih ekonomis tentunya :) . Pertama kali mencoba membuat kue yang satu ini menjelang Lebaran tahun lalu dan hasilnya gatot, hehe. Akhirnya, karena penasaran, saya memilih untuk ikut Kursus Aneka Cheese Cake yang salah satu materinya adalah JCC. Berikut ini adalah resep JCC dari NCC yang biasa saya pakai (sampai hapal di luar kepala loh…):

Bahan A:
  • 250 gram Cream Cheese
  • 125 ml Whip Cream
  • 60 gram Mentega
Bahan B:
  • 50 gram Tepung Terigu Protein Sedang
  • 50 gram Tepung Maizena
Bahan C:
  • 5 butir Kuning Telur
  • 1 sdt Parutan Jeruk Lemon
Bahan D:
  • 5 butir Putih Telur
  • 120 gram Gula Pasir
  • Sejumput Garam
  • 1 sdm Air Jeruk Lemon
Cara Membuat:
  1. Panaskan Whip Cream, Mentega, dan Cream Cheese sambil diaduk dengan whisker sampai semua bahan larut jadi satu dan halus seperti vla.
  2. Matikan api dan tunggu hingga uapnya hilang. Masukkan campuran tepung yang telah diayak sampai menyatu (dengan whisker).
  3. Masukkan kuning telur satu per satu dan parutan kulit jeruk lemon. Sisihkan.
  4. Kocok Bahan C sampai soft peak. Kalau pas soft peak, insyaAllah kue akan lembuuut banget.
  5. Campur adonan pertama dengan kocokan putih telur sampai rata. Tetapi jangan terlalu banyak diaduk-aduk karena akan menyebabkan adonan menjadi encer.
  6. Panggang di loyang diameter 20 cm dengan cara Au Bain Marie dengan suhu 160 derajat Celcius selama kurang lebih 55 – 60 menit.
Setelah berkali-kali bikin baik gagal maupun berhasil, ini tips membuat JCC dari saya:
  • Citarasa resep di atas adalah dominan lemon karena memakai kulit jeruk lemon. Kalau kurang cocok bisa diganti dengan essence vanilla atau sirop kental rasa jeruk (S*nquick).
  • Kalau nggak ada air jeruk lemon, jeruk nipis/lemon lokal pun bisa kok :)
  • Mengocok putih telur nggak boleh terburu-buru. Kecepatan mixer ditingkatkan pelan-pelan saja. Tidak masalah menghentikan mixer untuk tahu adonan sudah mencapai soft peak atau belum. Tandanya, saat mixer diangkat adonan tidak encer dan tidak tegak tetapi menyerupai jambul.
  • Memanggang dengan au bain marie memang enak dan santai, tetapi perhatikan juga jangan sampai air masuk ke adonan. Selain itu, suhu harus stabil dan tidak boleh terlalu panas. Waktu memanggangpun jangan terlalu lama, karena pengalamanku kue akan menjadi keras, terutama di bagian bawah. Salah satu faktornya memang karena saya tidak langsung merendam loyang dengan air, melainkan dengan menggunakan dua loyang karena seringnya nggak punya alumunium foil, hehe.
  • Panas oven harus merata. Kerasa banget bedanya memanggang dengan oven kecil dan besar. Pakai oven kecil susah sekali untuk mendapatkan permukaan kue yang mengembang bagus dan coklat merata.
  • Jika menggunakan loyang yang lebih kecil, baiknya waktu memanggang juga diperhatikan ya… Biasanya lebih sebentar juga.
  • Setelah kue matang, jangan buru-buru mengeluarkan kue dari oven, melainkan secara bertahap. Setelah kue dikeluarkan dari loyang, sebaiknya ditaruh di cooling rack agar bagian bawah tidak basah.
Kalau berhasil, kue ini enak banget. Oia, JCC punya saudara dekat, namanya Cheddar Cheese Cake. Citarasanya lebih asin, tapi tetap sedap!! Kapan-kapan akan saya akan tampilkan di blog deh…
Nah, buat saya JCC paling pas disajikan dengan topping buah-buah yang agak asam seperti strawberry, kiwi, dan jeruk mandarin kalengan. Seperti yang saya buat berikut ini untuk hantaran lamaran adik ipar Sabtu kemarin. Selamat mencoba :)


Kue Ulang Tahun untuk Anjani

Bismillahirrahmanirrahiim...

Sebelumnya saya sempat menulis mengenai kue ulang tahun untuk Nadia, anak dari tetangga yang memang rumahnya sering menjadi "basecamp" anak-anak di sekitar rumah. Nah, ceritanya Nadia pamer dong sama teman-temannya kalau ia dikasih kue ulangtahun sama Mamanya Haqqi. Hihi. Diam-diam saya bangga juga, walaupun kuenya sebenarnya tidak membanggakan sama sekali.

Salah satu yang mendengarkan kata-katanya Nadia barusan adalah Anjani, anak dari Mpok, asisten di rumah kami. Nah, karena pingin anaknya menikmati indahnya kue ulangtahun, Mpok minta tolong untuk dibuatkan kue oleh saya untuk ulang tahun Anjani di tanggal 24 Oktober.

Saya sih langsung bilang "oke". Mpok dan Anjani memang sudah seperti keluarga buat kami sekeluarga. Jadi nggak ada masalah sama sekali. Saya langsung membayangkan kue coklat dengan hiasan yang sederhana (bilang aja kagak bisa dekor!!). Pilihan jatuh ke resep Brownies Kukus Ny. Liem dengan resep berikut (saya dapatkan dari blog-nya Mbak Ricke):

Bahan:
- 6 butir telur
- 225 gram gula pasir
- 1/2 sdt essence vanila
- garam sedikit
- ½ sdt emulsifier (SP)
- 125 gram terigu protein sedang (Segitiga Biru)
- 50 gram coklat bubuk
- 175 ml minyak goreng
- 100 gram dark cooking chocolate, lelehkan
- 75 ml susu kental manis

Cara Membuat:
1. Pertama campur dan ayak terigu dan coklat bubuk. Sisihkan (aku nggak pake diayak, jangan ditiru yah...)
2. Kemudian lelehkan dark cooking coklat dan campur dg minyak goreng, aduk rata. Sisihkan.
3. Kocok telur, gula pasir, emulsifier, dan garam hingga mengembang dan kental. Tambahkan essence vanila, aduk rata.
4. Masukkan campuran terigu dan coklat bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk rata (aku pakai mixer dengan kecepatan paling rendah).
5. Masukkan campuran dark cooking coklat leleh dg minyak goreng sedikit demi sedikit. Aduk balik sampai homogen.
6. Tuang adonan ke dalam loyang brownies ukuran 30x10x4 cm (aku pakai loyang 20 x 20) yang telah dialas kertas roti dan dioles mentega tipis. Kukus sampai matang selama 30 menit.
7. Setelah matang (bisa diuji dengan tusuk gigi bersih), segera keluarkan dari panci kukusan. Diamkan hingga agak dingin dan keluarkan dari loyang. Tunggu sampai dingin baru lepaskan kertas rotinya agar tidak merusak pinggiran kue.

Oia, ada sedikit insiden yang membuat brownies kukus ini jadi kurang oke. Supaya ada cemilan di rumah, aku buat 1,5 resep (9 telur). Ternyata jadinya cukup banyak dan hampir saja tidak tertampung di mangkok mixer. Saat mengaduk balik pun jadi tidak cukup rata sehingga bagian bawah kue setelah matang masih terasa basah (kayaknya sih dari SKM). Tapi ternyata suamiku malah suka yang model begitu, hihi. Insiden kedua, ternyata oreo bubuk membuat krim mentega jadi susah menempel. Aaaaah... jadi ada hiasan yang mencong :(

Untuk hiasannya saya menggunakan oreo bubuk kiloan (lagi) dan krim mentega (buttercream) serta sedikit coklat serut untuk hiasan. Sebelumnya kue untuk Nadia juga dihias dengan remahan Oreo Kiloan. Maklum, beli Oreo Kiloan kebanyakan dan kemudian nggak kunjung digunakan, jadi saya manfaatkan sebanyak mungkin untuk hiasan, hehe. Supaya lebih rapih, Oreo Kiloannya saya hancurkan dengan chopper dan disaring supaya lebih halus.

Berhubung tidak ada mentega putih di rumah (dan kalau beli harus beli banyak), jadi saya manfaatkan margarin untuk membuat krim mentega. Supaya lebih lembut dan wangi saya campur juga dengan Hollman Soft Cream. Membuatnya juga gampang banget, saya memakai perbandingan 1:1 untuk margarine dan soft cream. Kemudian ditambahkan susu kental manis (SKM) sampai pas manisnya. Hasilnya cukup enak, tetapi memang terasa agak asin karena menggunakan margarin.

Eeeniwei... berikut hasil jepretan seadanya dengan kamera HP dan senter LED (maklum, HPnya nggak pakai flash). Anjani (plus keluarga dan teman-temannya) senang banget lho... Alhamdulillah :)

Ny. Liem Steamed Brownies with Oreo and Buttercream

Friday, October 11, 2013

Kue Ultah untuk Nadia

Bismillahirrahmanirrahiim...

Setelah gonta ganti blog dapur, pada akhirnya saya nyerah dan memilih untuk ber-blogger saja. Alasan saya dulu pindah ke WP karena menurut saya templatenya lucu-lucu. Memang sih... bagus-bagus, tapi ternyata susah diubah-ubah sesuai keinginan (okay, ane bukan pake yang bisa digonta-ganti, gan!). Nggak ada waktu buat ngutak-ngutiknya euy... *sombong*. Dan sekarang akhirnya balik ke blogger karena ternyata bisa ubah background yang lucu-lucu, hehe.

Ya udah... itu derita gue dan penonton cukup liat aja ya... hihi. Kali ini saya akan posting decorated cake. Emang bisa? Ya nggak lah... Sudah lama pula nggak pegang buttercream dan spatula. Tapi demi tetangga, kutekadkan diri!! Aih... nggak 100% benar sih, karena niat utamanya adalah ngabisin buttercream sebelum kadaluarsa, haha.

Akhirnya pilih yang gampang dan pasti jadi aja... SPONGE CAKE!! Pakai resep dari Yasaboga (sayang dong... udah dibeli nggak dipraktekin...). Berikut resepnya:
- 6 butir telur
- 150 gram gula kastor (saya pakai gula biasa saja...)
- 100 gram mentega, cairkan (ingat ya... jangan sampai mendidih. Jadi, sebaiknya ditim saja)
- 125 gram tepung terigu (saya pakai protein sedang) dengan mengganti sebagian terigu dengan susu bubuk (sekitar 25 gram).
- 25 gram coklat bubuk
- 1 sdt emulsifier (tambahan pribadi)

Pembuatannya seperti lazimnya sponge cake ya...
- Kocok gula, telur, dan emulsifier sampai kental berjejak
- Masukkan terigu dan kocok dengan kecepatan paling rendah (lebih aman diaduk balik saja dengan spatula)
- Masukkan mentega cair, aduk rata.
- Masukkan ke loyang bulat diameter 22 cm yang telah dialasi kertas roti dan dioles margarine (kalau saya pakai Carlo)
- Setelah masuk ke loyang, banting beberapa kali supaya gelembungnya keluar. Buat saya ini wajib saat membuat sponge cake kalau nggak mau kuenya amblas saat matang. Kemarin saya hati-hati banget ngebantingnya karena pakai loyang bongkar pasang dan bagian tengah sedikit cekung L
- Panggang dengan suhu 180 derajat Celcius hingga matang (kurang lebih 30 menit)
Menurut saya hasil jadinya enyak!! Lembaaaaab banget. Biasanya kan sponge cake agak kering yah... tetapi ini enggak. Untuk buttercream-nya saya lupa pakai resep siapa... L. Sebagai tambahan saya taburi biskuit yang sudah dihancurkan. Berikut penampakannya:



Aaa... ini memang berantakan dan amatir banget... hehe. Ditambah ngerjainnya buru-buru pula. Tapi lumayanlah buat menyenangkan anak tetangga, hehe. Kayaknya memang lain kali harus punya lazy susan dan mengerjakannya harus super santai.
Oia, ada sedikit insiden... waktu meng-cover kayaknya gampaaang banget, cepat dan merata. Begitu kuenya dipindah ke tatakan insiden terjadi!! Kuenya miring aja gitu sodara-sodara... Hiks.

Hum... yang jelas setelah ini harus banyak berlatih lagi (kan udah beli bukunya neeeeng...). Baiklah, sekian posting tentang kue, semoga bermanfaat!