Wednesday, January 20, 2016

Japanese Cheese Cake




Well... this blog actually has been hibernate for a long time, but since Beth Somers (OMG!) regram my Japanese Cheese Cake photo and curious about the recipe, I'll share it with you! And usually I write my blog in Bahasa but now I will dig down my dictionary so deep for this post. LOL

As long as I know, Rikuro Ojisan is the one who made it for the first time and sell it in Osaka, Japan. That's the word Japanese came from, I guess…

I got the recipe from surfing in the internet (ofcourse…) and a cheesecake cooking course (Yup, I was so curious with this cake and ended up with so many bad result).

Here is the recipe:

250 gram cream cheese
125 ml heavy cream
60 gram butter

50 gram all purpose flour
50 gram cornstarch
5 egg yolks
lemon zest (I usually skip this and use vanilla instead)

5 egg whites
125 gram sugar
1 tsp lemon juice

Heat cream cheese, heavy cream, and butter together and whisk (I usually use hand whisk) until smooth, no need to boil them. If you've already got smooth texture, that's more than okay. Aside from the heat and let it cool a bit. After this we will put the flours and we don't want to cook them.

Mix and strain flour and cornstarch together and put them into cream cheese mixture. Mix until fully combined. Add egg yolk and lemon zest and whisk and again mix until fully combined. Step aside.

Now we'll going to beat the egg whites until foamy and add sugar slowly. Keep whisking until softpeak. If you missed this peak, you'd better crack another egg and start whisk the new egg whites.

Mix cream cheese mixture together with the meringue, be gentle when fold them together to keep them thick, you don't want a runny batter…

Preheat the oven to 160°C and prepare a boiling water because we'll bake it in au bain marie method. If you are using springform pan, make sure the pan has been covered with alumunium foil. Pour the batter into the pan and bake for about 75 minutes (yep, 75 minutes or even more) until golden brown. Don't rush this process to get smooth and fluffy cheese cake.

After baking process, let the cake cool down and put it in the fridge about a night, it'll easier to handle especially if you want to make a double layer. I cracked it few times, but thanks for cake decorating to cover the mess up.


For the topping I used whipped cream and home made strawberry jam. Just boil 1.5 cup chopped strawberry and 0.5 cup sugar for about 5 minutes and then add 1 tbs cornstarch (mix with 1 tbs of water). 

Unfortunately, i can't show you how this cake look in slice, because I gave it for friend's farewell and they slice it after I went home *oh please...*

Now please give it a try!!




Friday, January 16, 2015

Pempek (Lagi)

Bismillahirrahmanirrahiim...

Iya... iya... saya memang penggemar berat Pempek, jadi jangan sensi dong ah kalau keseringan bikin Pempek. Hehe. Bikin pempek itu sebenarnya menurut saya tidak terlalu menyenangkan... Kalau nggak inget hasil akhirnya dan kalau nggak inget ini di Adelaide, males juga yah bikin sendiri... hehehe

Saya sudah pernah mencoba beberapa resep pempek.
Pertama, Pempek Dos: rasa lumayan... tapi ya terima aja kalau kenyal karena memang hanya memakai sagu/tapioka.
Kedua, Pempek NCC: enak, tapi adonannya sangat lembek sehingga susah sekali untuk dibentuk... apalagi kapal selam.
Ketiga, Pempek Nasi: bisa dimakan lah... hehe.
Keempat, Pempek Ikan Tenggiri resep dari Mbak Ricke: Paling memuaskan.

Kenapa resep yang saya coba terakhir paling memuaskan? Pertama, teksturnya persis seperti yang saya inginkan: lembut dan nggak kenyal-kenyal amat. Tapi adonan masih bisa dibentuk (terutama bentuk kapal selam).

Berikut ini resepnya:

Bahan A:
50 gram terigu
200 ml air
2 sdm garam
2 sdt gula pasir
4 siung bawang putih, haluskan
2 sdm minyak goreng

Bahan B:
1 kg daging ikan tenggiri (berat bersih dagingnya saja/fillet), haluskan ~ lebih bagus setelah dihaluskan daging ikannya dibekukan di freezer dahulu, ketika akan dipakai baru di-thawing di suhu ruang
200 ml air
2 butir telur, kocok lepas ~ optional jika menginkan pempek yang teksturnya lebih lembut dalamnya

Bahan C:
1 kg tepung sagu tani ~ biasanya tidak akan terpakai semuanya, kadang hanya 700-800 gram saja yang terpakai. Penambahan tepung sagunya bertahap sedikit demi sedikit sambil diaduk rata dg tangan sampai dirasa sudah cukup dan bisa dibentuk.

Air yang banyak untuk merebus pempek
Minyak untuk menggoreng
Telur untuk isian pempek kapal selam

Nah, kebetulan saya pamer hasil akhirnya di FB dan beberapa teman bertanya tips membuat pempek dari saya yang sebenarnya masih sangat amatir ini... Ada beberapa poin yang bisa saya bagikan... pengalaman dari seorang amatir lah...

  • Gunakan ikan tenggiri kalau ingin mendapatkan rasa ikan yang khas dari pempek. Selama di Adelaide saya menggunakan Basa Fillet (sejenis ikan patin) karena tenggiri jauh lebih mahal dan sayang-sayang karena saya merasa masih belum mahir betul membuat pempek.
  • Ada yang nanya, gimana supaya rasa tepungnya nggak kerasa? Kalau yang dimaksud adalah tepung terigu, maka resep ini pas banget karena terigunya dimasak dan nggak akan menyisakan rasa tepung. Kalau yang dimaksud adalah tepung sagu, jawabannya jangan menggunakan sagu/tapioka lebih dari perbandingan 1:1. Kalau adonannya masih terlalu lembek gimana? Lumuri tangan dengan sagu saat membentuk, insya Allah dengan latihan adonan bisa dibentuk dengan cantik.
  • Saat membuat kapal selam gunakan telur yang kecil supaya lebih mudah memasukkannya. Bisa aja sih pakai telur yang dikocok dan diisi sebisanya, tapi sensasinya pasti beda dengan telur utuh.
  • Saat membuat kapal selam, usahakan lubangnya memanjang dan bukan melebar ya... (maaf nggak ada gambar saat membuatnya...)
  • Rebus pempek cukup lama supaya sagunya benar-benar matang.
  • Practices make perfect :)
  • Buat cukup banyak biar hasil jadinya sebanding sama waktu pengerjaannya, hehe.

Nah, sekarang udah boleh pamer foto pempek yang kemarin ya...



Selamat mencoba :)

Wednesday, October 29, 2014

Mexican Bun a.k.a Roti Boy

Bsmillahirrahmanirrahiim...

Kalau soal roti, udahlah... saya udah sreg sama resep Soft Bread-nya Bu Fatmah. Biarpun ada berbagai macam resep roti berseliweran, saya agak males nyobanya. Pertama dan utama ya karena bikin roti itu butuh usaha yang besar (dalam arti sebenarnya) karena masih mengandalkan LG (alias Lengan Gaban) untuk mengulennya sampai kalis.

Sempat sih mencoba roti dengan metode Water Roux, tapi kok kayaknya nggak beda-beda amat... hehe.
Sempat juga tergoda dengan resep roti yang nggak perlu diulen. Tapi dari foto-foto yang berseliweran di FB Group NCC menurut saya kok roti yang tidak diulen ini hasilnya sangat lembek sehingga susah untuk dibentuk menjadi bulat cantik. Dan memang pernah mencoba dough pizza tanpa diulen ya memang adonannya sangat lembek.

Termasuk Mexican Bun ini... Kami sekeluarga memang penggemar berat Roti Boy dan kembaran-kembarannya. Sayang sekali sempat beredar gosip soal status kehalalannya. Dan memang sejauh yang saya temui nggak ada satupun dari kedai roti sejenis yang memiliki Sertifikat Halal MUI. Ini kan Indonesia booo... mestinya diusahakan dong... Jadi akhir-akhir ini memang kami jarang beli roti di luar. Yang paling ngenes udah pasti Ihya, karena tahu apalah dia tentang halal-haram makanan dan masih sulit untuk menahan diri.
Nah, begitu Roti Boy dapat Sertifikat Halal MUI, jarang banget ketemu kedainya... Dan tahu-tahu sekarang kami sudah di Adelaide.

Setelah cek bahan-bahan, terjunlah saya ke dapur untuk membuat si Mexican Bun. Sekalian mau ngetes oven untuk memanggang roti. Saya hanya membuat roti dengan terigu 250 gram saja karena takut nggak kuat mengulennya. Hehe.

Berikut resepnya:

Soft Bread NCC

Bahan :
500 gr tepung terigu protein tinggi
100 gr gula
100 gr mentega
11 gr ragi instant
½ sdt bread improver (nggak pakai, tapi ini aja udah mengembang dengan baik dan empuk kok)
4 butir kuning telur
300 ml air es
½ sdt garam

Cara membuat:

  1. Campur semua bahan kering, kecuali garam, aduk rata
  2. Masukkan air 200 ml dan telur, aduk dan uleni sampai rata.
  3. Masukkan mentega dan garam, uleni lagi sampai kalis elastis.
  4. Adonan siap dibentuk-bentuk.
  5. Diamkan adonan hingga mengembang 2 kali, lalu oven hingga matang (Kemarin saya melalui 2 kali proofing. Yang pertama sampai mengembang dua kali lipat. Dan yang kedua sekitar setengah jam)

Catatan: sisa air 100 ml untuk jaga-jaga aja kalau adonan kurang lembek tambahkan sedikit demi sedikit.

Topping:

  • 50 gr gula halus
  • 50 gr gula palem (kemarin nggak pakai karena keterbatasan bahan, lain kali akan diganti dengan brown sugar)
  • 100 gr mentega
  • 80 gr telur
  • 130 gr terigu protein rendah (pakai all purpose flour karena adanya cuma itu...)
  • 5 gr kopi instan + 1 sdm air panas
  • 5 gr essence kopi (kemarin nggak pakai dan memang rasa kopinya kurang nendang, lain kali jumlah kopi instannya akan saya dobel)
Kebayang nggak bahagianya bangun pagi disambut aroma Mexican Bun? Dan lebih bahagia lagi yang bikin karena anak-bapak rebutan roti yang cuma jadi 10 buah itu. Hehe.



Selamat mencoba!!
Salam!!

Pempek Nasi

Bismillahirrahmanirrahiim...

Yak, mumpung kita orang lagi rajin masak... marilah lanjut ke masakan selanjutnya, hehe.
Kali ini, seperti judul di atas: Pempek Nasi.
Sekitar dua minggu sebelum ini saya juga mencoba membuat pempek dengan resep dari blog Just Try and Taste. Sepertinya sih... pempek kalau perbandingan ikan dan tepungnya minimal 1:1 Insya Allah rasanya oke laaah...

Tapi rasa oke aja kan nggak cukup yaaa... penampilan juga mesti sedap dipandang. Nah, boleh dibilang kapal selam adalah musuh saya. Hehe. Terakhir kali bikin kapal selam yang agak sukses ya waktu bikin Pempek Dos. Itu juga isian telurnya dikiiit, saking takut telurnya keluar.

Percobaan kedua kali membuat kapal selam saat tiba-tiba kangen makan pempek di Adelaide sini. Ya kali tinggal di Warung Buncit bisa langsung capcus ke Pak Raden kalau pingin banget makan pempek. Lha di sini?

Bahan-bahan sudah disiapkan. Tapi ikan tenggiri saya ganti dengan basa fillet *ya... biasa lah... alasan finansial... hihi*. Sedangkan tepung sagu saya ganti dengan tepung tapioka produk dari Thailand. Oia, ikan basa ini kalau menurut Mbah Google adalah sejenis ikan patin. Untuk rasa jelas nggak segurih tenggiri. Tapi masih okelah... supaya lebih sedap saya tambahkan sedikit kaldu blok.

Namun, apalah mau dikata... percobaan pertama membuat pempek di negeri seberang berakhir gatot (buat saya, kalau suami ganteng mah bilangnya enak-enak aja *bingung deh... nggak pernah berbulan-bulan dapet oleh-oleh Pak Raden kali ya...*). Pertama, hasil jadinya kenyal banget. Bener-bener kayak makan aci dipulung-pulung aja gituh... Perkiraan saya sih ini akibat tepung tapiokanya yang mungkin jenis atau komposisi bahannya agak berbeda (udah, kapok... lain kali pakai Sagu Tani atau paling nggak tapioka asal Indonesia sajah). Kedua, ya... kegagalan bikin kapal selam tadi yang bikin boros telur dan dapur berantakan nggak karuan (kalau bentuk pempeknya mah udah jelas kacau). Bad mood juga katanya kan ngaruh tuh sama rasa masakan... pokoknya nggak sedep lah. Ketiga, kuah cukonya diganti dengan kuah martabak yang masih sisa... nggak cocok lah menurut saya...

OOT dikit, ikan basa yang saya beli ini berakhir agak mengenaskan. Karena selain berakhir menjadi pempek gagal, sisanya juga berakhir menjadi otak-otak gagal. Hehe.

Nah, saking penasaran gimana bikin pempek kapal selam... saya googling ke sana ke mari. Dan sambil memanfaatkan nasi sisa (sayang banget kan kalau pakai ikan terus gagal...), jadilah Pempek Nasi!! Berhasil nggak bikin kapal selamnya?


Cukup oke lah ya? Hahaha... *ketawa puas banget!!*

Terus resep mana reseeep? Hehe...
Sebelum resep, review hasilnya dulu ya... Karena menggunakan cukup banyak terigu, jadi secara tekstur menurut saya lebih oke dibandingkan Pempek Dos (nggak terlalu kenyal).
Nasinya sih nggak kerasa... lebih seperti nambahin bahan aja... hehe.
Tapi kalau Anda punya nasi sisa dan udah bosen dengan nasi bakar atau nasi goreng, bolehlah coba resep ini kalau mau sedikit lebih repot. Hehe.

Resep saya ambil dari blog ini.

Pempek Nasi:

1 cup nasi
1 cup tepung terigu
1 cup air
garam (saya pakai 1 SDM)
1/6 cup minyak goreng
1 butir telur
200 gram Sagu Tani (Adanya cuma Tapioka Pak Tani, akhirnya pakai itu...)

Cara Membuat:

  1. Campur nasi, tepung terigu, air, dan garam dalam panci aduk rata. Setelah rata hidupkan api, aduk adonan nasi sampai adonan menyatu dan terasa berat, matikan api.
  2. Masukkan minyak goreng, aduk rata sampai adonan nasi dingin, setelah itu masukkan telur satu persatu, aduk rata.
  3. Terakhir masukkan sagu sedikit demi sedikit sambil diuleni pakai tangan (saya selalu dan selalu pakai spatula) sampai adonan tidak lengket ditangan (kalis)
  4. Bentuk sesuai selera
  5. Rebus dalam air mendidih sampai mengapung. Angkat (tunggu beberapa waktu setelah pempek mengapung untuk meyakinkan bahwa bagian dalam benar-benar matang) . Tiriskan.
  6. Goreng pempek nasi dengan minyak panas, goreng sebentar. Angkat. Tiriskan.

Untuk Kuah Cuko saya memakai resep dari NCC:

Bahan (hanya membuat seperlima resep):

1 kg gula aren
2 liter air
10 buah bawang putih
250 gram cabe rawit (pakai sambal buatan pabrik karena nggak punya cabai rawit. Hasilnya puedess buangett menurut saya... Lain kali akan saya kurangi setengahnya saja atau sesuai selera. Untuk menetralisir saya tambahkan 2 SDM kecap manis)
40 gram garam
5 SDM cuka atau 200 gram asam jawa

Cara membuatnya:

Masak semua bahan menjadi satu.
Kemudian saring.

Selamat mencoba!!
Salam!!

Saturday, October 18, 2014

(Ceritanya) Fudgy Brownies

Bismillahirrahmanirrahiim...

Saya udah berulang kali bikin brownies pakai resep ini. Resepnya saya dapat dari blog-nya Mbak Ricke yang katanya punya Martha Stewart (tapi saya nggak pernah cek sih... karena udah percaya banget sama resep yang dipakai Mbak Ricke). Seringnya sih berhasil... tapi kadang ada juga yang gagal. Biasanya karena mangkok adonan dipakai dua kali tanpa dicuci. Saya juga nggak tahu ilmiahnya gimana... tapi sudah terjadi dua kali dengan keadaan yang sama. Adonan akan menggumpal dan berminyak serta tidak kunjung matang saat dipanggang.

Berhubung saat itu belum punya mixer (sekarang juga masih ragu-ragu sih whisk-nya bisa dipakai buat bikin kue atau nggak...), kue yang paling gampang ya tentunya si brownies ini... Karena tinggal aduk-aduk thok. Sengaja dibikin untuk bekal jalan-jalan ke South Australian Museum.

Kunci bikin brownies yang enak menurut saya ya hanya bahan yang bagus. Karena kalau kualitas bahannya nanggung rasanya juga bakal ya... gitu deh... biasa aja.

Berikut ini resep si Fudgy Brownies:

Super Fudgy Brownies

Bahan:

  • 120 gram unsalted butter
  • 130 gram terigu protein sedang/all purpose flour
  • 30 gram coklat bubuk
  • 1/2 sdt baking powder
  • 1/2 sdt garam
  • 225 gram dark cooking chocolate, cincang
  • 250 gram gula pasir halus (ini amat sangat kemanisan buat saya, sudah cocok di angka 175 gram saja)
  • 3 butir telur ukuran besar
  • Taburan: Almond slice/kenari cincang/chocolate chips, dll


Cara membuat:

  1. Panaskan oven 180'C. Olesi loyang (saya pakai loyang ukuran 20 x 20) dengan mentega dan alasi dengan kertas roti. Oles kembali dengan mentega. Pada bagian sisi-sisi loyang lebihkan sedikit kertas rotinya sekitar 1 cm (fungsinya untuk mengangkat brownies keluar dari loyang). Sisihkan.
  2. Campur dan ayak terigu, coklat bubuk, baking powder dan garam. Sisihkan.
  3. Lelehkan butter. Masukkan dark cooking chocolate. Aduk-aduk hingga coklat meleleh dan tercampur rata dan licin. Angkat.
  4. Masukkan gula pasir halus. Aduk rata dengan whisker hingga gula terlihat menyatu dengan coklat. Masukkan telur. Aduk rata kembali hingga rata dan lembut. Masukkan campuran terigu. Aduk rata hanya sampai tepung sudah merata dan tidak terlihat lagi. Jangan diaduk terlalu lama!
  5. Tuang ke dalam loyang. Ratakan permukaannya. Beri taburan kacang-kacangan dan chocolate chips bila suka. Panggang dalam oven sampai matang sekitar 50 menit. Test sentuh permukaan bagian tengahnya sudah kokoh bila ditekan dan akan terbentuk lapisan 'shiny crust' khas brownies. Test tusuk bila perlu.
  6. Keluarkan dari oven. Diamkan sekitar 30 menit dalam loyang. Keluarkan dengan cara mengangkat kelebihan kertas roti di sisi loyang. Dinginkan di rak kawat. Potong-potong sesuai selera.
Tumben banget kemarin "shiny crust"nya muncul. Menurut saya nggak terlalu penting sih... hehe. Yang penting rasanya enak. Sepertinya penyebabnya adalah suhu oven yang sudah cukup panas saat loyang dimasukkan. Tapi berhubung masih dalam tahap penjajakan dengan oven, ada juga kurangnya... Sepertinya suhu yang panas tersebut membuat kue naik tinggi dan kemudian ambles.

Satu lagi... bahan-bahan yang saya gunakan kurang oke. Niatnya sih mau menghemat, tapi rasanya jadi cenderung mengecewakan. Tapi walaupun mengecewakan harus tetap dipajang dong untuk belajar... hehe.


Note: Besoknya tetangga sebelah ngirimin brownies aja gituh... Super coklat dan lembab. Aaaaah... semoga rejeki lancar jadi bisa bikin kue terus. Hihi.

Salam!

Baked Potato

Bismillahirrahmanirrahiim...

Alhamdulillah akhirnya bisa posting lagi di Cake & Friends. Terakhir kali saya posting di sini adalah tanggal 4 April 2014 saat membuat Pempek Dos. Itu artinya sudah 6 bulan lebih aja gitu saya nggak update blog. Huhu... maaf ya blogku sayang...

Sebenarnya sih ada juga kue atau masakan yang saya buat. Saat lebaran kemarin pun saya cukup banyak membuat kue untuk di rumah Mamah dan dibagikan ke saudara-saudara dekat. Di antara semuanya yang paling menuai penggemar adalah Choco Chips Cookies Putih Telur. Nggak nyangka sih sebenarnya... karena hampir saja itu kue nggak saya pajang karena bentuknya kurang oke. Tapi rasanya ternyata enyak!!

Oh iya... dari mulai bulan Juli saya juga tinggal di rumah mertua. Otomatis kegiatan baking dan cooking juga jadi berkurang karena alat dan bahan semuanya ada di rumah. Selain itu saya juga masih berjibaku dengan urusan keberangkatan ke Adelaide.

Alhamdulillah, tanggal 6 September 2014 saya sampai di Adelaide. Masakan yang saya buat ya kebanyakan untuk makan sehari-hari dan sarapan. Kebetulan juga baru mendapat akomodasi tetap tanggal 23 September. Jadi belum banyak bereksperimen dengan resep-resep baru.

Tinggal di negara di mana makanan halal (dan murah) tidak mudah didapatkan, membuat saya masak terus. Hehe. Seneng sih... tapi kadang kehabisan ide juga. Dan berhubung alat-alat masak masih terbatas, biasanya saya memanfaatkan sebisa mungkin perlengkapan dan bahan-bahan yang ada. Untungnya suda ada built-in oven. Untuk masakan sih lebih gampang karena bisa mengira-ngira suhunya. Tapi kalau untuk kue memang harus banya dipakai sehinga terbiasa dengan pengaturan suhunya. Apalagi di oven tidak ada termometernya.

Di sini juga makanan dieman-eman bangeeet nget. Bukan sedikit makannya, tapi jangan sampai makanan yang sudah dibeli atau dibuat sampai dibuang atau tidak habis. Kesannya ngirit banget (emang iya sih...). Tapi disadari atau nggak sebelumnya saya suka menggampangkan hal tersebut karena merasa makanan bisa didapatkan dengan mudah.

Halah... jadi ngelantur ke mana-mana... Intinya sih cuma mau laporan hasil percobaan Baked Potato ala Mbak Besta yang resepnya ada di Group FB NCC. Berikut adalah resep aslinya:

Bahan :


  • 1 kg kentang kukus, kupas, potong2
  • 500 ml susu UHT Tawar
  • 2-3 butir telur kocok lepas
  • 3 sdm terigu
  • Sosis/smoked beef/corned secukupnya
  • 1 buah bawang bombay dicincang, tumis hingga harum
  • Garam, gula, lada, keju sesuai selera
  • Mayonaise tahan panggang secukupnya


Cara membuat :

  1. Campur susu, telur, terigu, bawang bombay, dan bumbu. Aduk rata dengan whisk
  2. Oles loyang/pinggan dengan margarine, tata 1/2 bagian potongan kentang dan sosis, siram dg 1/2 bagian bahan cair, beri keju. tata lagi sisa kentang dan sosis, siram dg sisa bahan cair, taburi keju.
  3. Bisa langsung dipanggang ato kalo saya dikukus dulu kurleb 10-15 menit. setelah dikukus beri topping mayonaise.
  4. Panggang hingga kekuningan, sajikan hangat dengan saos sambal.
Tapi eh tapi... resepnya agak saya modifikasi. Pertama, setelah dikukus kentang saya hancurkan. Paling enak sih memang nggak sampai hancur banget seperti bubur, tetapi masih ada bongkahan-bongkahan kentang di dalamnya.

Kedua, saya hanya pakai 150 ml susu cair karena menurut saya adonan sudah terlalu lembek. Di percobaan kedua saya memakai kentang lebih banyak (sebelumnya sekitar 4 buah, sekarang 5 buah) dan dengan susu hanya 100 ml saja. Menurut saya hasilnya lebih enak karena hasilnya menjadi lebih padat.

Ketiga... ini belum saya coba sih... tapi sepertinya akan sangat enak kalau ditambahkan saus bechamel di atasnya (nyam!!). Berikut penampilannya:


Friday, April 4, 2014

Pempek Dos

Bismillahirrahmanirrahiim...

Mumpung anak tidur, yuk mari dilanjut posting berikutnya... Hihi.

Di tulisan tentang Kue Talam, saya kayaknya pernah bilang kalau saya suka (pake banget) dengan makanan-makanan tradisional terutama yang bertekstur kenyal. Ongol-ongol, Kue Talam, Cenil, Lemang Tapai, Uli, dsb. Nggak ketinggalan yang asin-asin, Siomay, Pempek, Pangsit, Cireng, dsb. Jadi, saya memang menyimpan obsesi tersendiri untuk membuat makanan-makanan tersebut. Kali ini tentang Pempek.

Saya kurang tau tulisan yang benar itu Pempek atau Mpek-mpek sih? Ya intinya itu lah ya... makanan khas Palembang yang terbuat dari sagu dan ikan. Disajikan dengan Kuah Cuko dalam berbagai bentuk dan isian dan digoreng terlebih dahulu. Nostalgia sedikit, dulu Papah pernah kerja di Palembang selama berbulan-bulan. Kalau pulang beliau pasti bawa Pempek Pak Raden sekotak besar. Katanya sih di Palembang Pak Raden itu tergolong "biasa ajah...". Tapi buat kami mah itu udah kategori enak. Bahkan kami "ngomel" kalau Papah bawa merk yang lebih mahal, karena jumlahnya jadi lebih sedikit, Hihi.

Saya sendiri sudah beberapa kali mencoba membuat Pempek. Dari mulai resep Bu Fatmah, Mbak Ricke, dan resep Pempek Adaan yang saya lupa sumbernya darimana. Kalau soal rasa aja mah boleh diadu sama yang buatan asli Palembang. Tapi saya nggak perna bisa (catet, NGGAK PERNAH) bisa membuat bentuk selain bulat. Padahal kan pingin yang kapal selam... Saya sama sekali nggak tahu gimana caranya membentuk kapal selam dan mengisi telur ke dalam adonan dengan adonan selembek itu. Biasanya berakhir dengan bentuk bulat lagi, bulat lagi...

Untuk bikin bulat sih cukup gampang... tinggal taruh di telapak tangan, remas, dan potong dengan sendok yang sudah dicelup minyak agar mudah terlepas dari sendok.

Setelah sekian kali percobaan yang menghabiskan biaya, akhirnya saya beralih ke Pempek Dos ini. Awalnya memang hanya untuk belajar bagaimana membuat bentuk kapal selam tok. Ternyata rasanya masih lebih enak dibanding Pempek Abang-abang... Hehe. Resepnya konon dari Ny. Liem, tapi saya contek dari blognya Mbak Endang yang super duper lengkap penjelasannya.

Bahan:

  • 250 ml air
  • 2 sdt garam
  • 1,5 sdt kaldu bubuk
  • 125 gr tepung terigu serba guna
  • 2 butir telur
  • 200 gr tepung sagu/tapioka/kanji
Isi: 4 butir telur kocok lepas (sebaiknya telur dipecahkan satu per satu/secukupnya saja)

Kuah Cuko: saya pakai resep Bu Fatmah karena sudah merasa pas dengan rasanya dan membuat 1/5 resep saja.

Bahan:
  • 1 kg gula aren (saya biasa pakai gula palem yang biasa untuk kue itu lho... tapi yang jelas jangan pakai gula jawa ya...)
  • 2 liter air
  • 10 buah bawang putih (haluskan bersama cabe rawit)
  • 100 gr cabe rrawit
  • 40 gr garam
  • s sdm cuka
  • 200 gr asam jawa
Cara membuat: masak semua bahan jadi satu dan saring.

Cara membuat Pempek:

  1. Siapkan panci kecil (sebaiknya gunakan panci anti lengket), masukkan air, garam, dan kaldu bubuk. Masak hingga air mendidih, aduk hingga larut.
  2. Kecilkan api, tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat menggunakan spatula kayu.
  3. Aduk hingga adonan dan matang. Lakukan dengan cepat karena adonan cepat mengeras dan gosong. Angkat dan biarkan hangat.
  4. Setelah hangat, masukkan telur satu per satu sambil diaduk dengan mixer hingga rata dan tidak bergumpal. Hangatnya harus pas yah, jangan kepanasan atau menunggu dingin.
  5. Campurkan adonan dengan tapioka sedikit demi sedikit. Kalau tepung sudah habis dan masih terasa lengket, sebaiknya jangan ditambahkan tepung lagi. Cukup lumuri tangan dengan sagu sehingga adonan tidak lengket di tangan.
  6. Bentuk sesuai selera.
  7. Masukkan adonan yang sudah dibentuk ke dalam air mendidih dan tunggu hingga adonan mengapung. Angkat dan tiriskan.
  8. Goreng dan sajikan bersama kuah cuko.

Berikut ini gambar saat saya membuat kapal selam:

Pertama, lumuri tangan dengan sagu dan timbang adonan sekitar 50 gram dan bulatkan (untuk ukuran sedang):

Kedua, pipihkam adonan dan bentuk menjadi mangkuk:
 

Ketiga, masukkan telur yang telah dikocok. Lebih banyak tentu lebih enak, tapi daripada mengambil resiko adonan tidak bisa ditutup, saya isi sedikit saja. Hasilnya seperti nggak pakai telur, tipis bangeeet...
 

Keempat, rapatkan mulut mangkuknya. Hati-hati jangan sampai telurnya keluar ya...
 

Dan inilah hasilnya setelah direbus:
Ini di meja dapur yah... bukan di lantai... hehe
Saya hanya punya gambar saat memasaknya saja, hihi. Hasil jadinya cukup pas-pasan untuk berempat. Begitu digoreng langsung serbuuu... dan tukang fotonya pun lupa kalau hasil jadinya belum difoto.
Hasil jadinya memang nggak akan seenak yang menggunakan ikan, tapi sepadan lah dengan biaya yang dikeluarkan. Saran saya sih, jangan bikin satu resep saja kecuali untuk dimakan sendiri.

Selamat mencoba!!