Friday, April 4, 2014

Pempek Dos

Bismillahirrahmanirrahiim...

Mumpung anak tidur, yuk mari dilanjut posting berikutnya... Hihi.

Di tulisan tentang Kue Talam, saya kayaknya pernah bilang kalau saya suka (pake banget) dengan makanan-makanan tradisional terutama yang bertekstur kenyal. Ongol-ongol, Kue Talam, Cenil, Lemang Tapai, Uli, dsb. Nggak ketinggalan yang asin-asin, Siomay, Pempek, Pangsit, Cireng, dsb. Jadi, saya memang menyimpan obsesi tersendiri untuk membuat makanan-makanan tersebut. Kali ini tentang Pempek.

Saya kurang tau tulisan yang benar itu Pempek atau Mpek-mpek sih? Ya intinya itu lah ya... makanan khas Palembang yang terbuat dari sagu dan ikan. Disajikan dengan Kuah Cuko dalam berbagai bentuk dan isian dan digoreng terlebih dahulu. Nostalgia sedikit, dulu Papah pernah kerja di Palembang selama berbulan-bulan. Kalau pulang beliau pasti bawa Pempek Pak Raden sekotak besar. Katanya sih di Palembang Pak Raden itu tergolong "biasa ajah...". Tapi buat kami mah itu udah kategori enak. Bahkan kami "ngomel" kalau Papah bawa merk yang lebih mahal, karena jumlahnya jadi lebih sedikit, Hihi.

Saya sendiri sudah beberapa kali mencoba membuat Pempek. Dari mulai resep Bu Fatmah, Mbak Ricke, dan resep Pempek Adaan yang saya lupa sumbernya darimana. Kalau soal rasa aja mah boleh diadu sama yang buatan asli Palembang. Tapi saya nggak perna bisa (catet, NGGAK PERNAH) bisa membuat bentuk selain bulat. Padahal kan pingin yang kapal selam... Saya sama sekali nggak tahu gimana caranya membentuk kapal selam dan mengisi telur ke dalam adonan dengan adonan selembek itu. Biasanya berakhir dengan bentuk bulat lagi, bulat lagi...

Untuk bikin bulat sih cukup gampang... tinggal taruh di telapak tangan, remas, dan potong dengan sendok yang sudah dicelup minyak agar mudah terlepas dari sendok.

Setelah sekian kali percobaan yang menghabiskan biaya, akhirnya saya beralih ke Pempek Dos ini. Awalnya memang hanya untuk belajar bagaimana membuat bentuk kapal selam tok. Ternyata rasanya masih lebih enak dibanding Pempek Abang-abang... Hehe. Resepnya konon dari Ny. Liem, tapi saya contek dari blognya Mbak Endang yang super duper lengkap penjelasannya.

Bahan:

  • 250 ml air
  • 2 sdt garam
  • 1,5 sdt kaldu bubuk
  • 125 gr tepung terigu serba guna
  • 2 butir telur
  • 200 gr tepung sagu/tapioka/kanji
Isi: 4 butir telur kocok lepas (sebaiknya telur dipecahkan satu per satu/secukupnya saja)

Kuah Cuko: saya pakai resep Bu Fatmah karena sudah merasa pas dengan rasanya dan membuat 1/5 resep saja.

Bahan:
  • 1 kg gula aren (saya biasa pakai gula palem yang biasa untuk kue itu lho... tapi yang jelas jangan pakai gula jawa ya...)
  • 2 liter air
  • 10 buah bawang putih (haluskan bersama cabe rawit)
  • 100 gr cabe rrawit
  • 40 gr garam
  • s sdm cuka
  • 200 gr asam jawa
Cara membuat: masak semua bahan jadi satu dan saring.

Cara membuat Pempek:

  1. Siapkan panci kecil (sebaiknya gunakan panci anti lengket), masukkan air, garam, dan kaldu bubuk. Masak hingga air mendidih, aduk hingga larut.
  2. Kecilkan api, tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat menggunakan spatula kayu.
  3. Aduk hingga adonan dan matang. Lakukan dengan cepat karena adonan cepat mengeras dan gosong. Angkat dan biarkan hangat.
  4. Setelah hangat, masukkan telur satu per satu sambil diaduk dengan mixer hingga rata dan tidak bergumpal. Hangatnya harus pas yah, jangan kepanasan atau menunggu dingin.
  5. Campurkan adonan dengan tapioka sedikit demi sedikit. Kalau tepung sudah habis dan masih terasa lengket, sebaiknya jangan ditambahkan tepung lagi. Cukup lumuri tangan dengan sagu sehingga adonan tidak lengket di tangan.
  6. Bentuk sesuai selera.
  7. Masukkan adonan yang sudah dibentuk ke dalam air mendidih dan tunggu hingga adonan mengapung. Angkat dan tiriskan.
  8. Goreng dan sajikan bersama kuah cuko.

Berikut ini gambar saat saya membuat kapal selam:

Pertama, lumuri tangan dengan sagu dan timbang adonan sekitar 50 gram dan bulatkan (untuk ukuran sedang):

Kedua, pipihkam adonan dan bentuk menjadi mangkuk:
 

Ketiga, masukkan telur yang telah dikocok. Lebih banyak tentu lebih enak, tapi daripada mengambil resiko adonan tidak bisa ditutup, saya isi sedikit saja. Hasilnya seperti nggak pakai telur, tipis bangeeet...
 

Keempat, rapatkan mulut mangkuknya. Hati-hati jangan sampai telurnya keluar ya...
 

Dan inilah hasilnya setelah direbus:
Ini di meja dapur yah... bukan di lantai... hehe
Saya hanya punya gambar saat memasaknya saja, hihi. Hasil jadinya cukup pas-pasan untuk berempat. Begitu digoreng langsung serbuuu... dan tukang fotonya pun lupa kalau hasil jadinya belum difoto.
Hasil jadinya memang nggak akan seenak yang menggunakan ikan, tapi sepadan lah dengan biaya yang dikeluarkan. Saran saya sih, jangan bikin satu resep saja kecuali untuk dimakan sendiri.

Selamat mencoba!!

Puding Coklat

Bismillahirrahmanirrahiim...

Puding (dan makanan berbahan dasar agar-agar) mungkin salah satu pencuci mulut yang bikinnya paling gampang. Campur bahan, campur air, rebus, dinginkan *gancil toooh...*
Tapi, sayangnya saya nggak terlalu suka, baik bikinnya maupun makannya. Menurut saya, nggak pernah ada puding yang benar-benar enak yang pernah saya makan... Eh, pernah ding... satu kali: Puding Sutra Mangga buatan Mbak Yuni. Beberapa kali saya berusaha membuatnya kembali dan nggak ada yang oke. Sampai akhirnya saya berkesimpulan: emang puding rasanya gitu, nggak ada yang istimewa.

Kemudian dari hasil browsing sana-sini dan mantengin Milis NCC saya banyak mendapatkan resep-resep termasunk resep Puding Coklat yang katanya nyoklat banget. Singkatnya, ini resep oke banget! Mohon maaf saya lupa ini resep siapa, tapi yang jelas bukan resep saya :), berikut ini resepnya:

Bahan Puding:

  • 1750 ml susu coklat cair (pakai UHT putih juga nggak masalah kok... tapi sebaiknya jangan diganti dengan susu kental manis yang dicairkan, karena setelah saya coba hasilnya lebih cair walaupun dengan volume yang lebih sedikit)
  • 150 gr gula pasir (ini sih sesuai selera... kalau saya biasa pakai 2 sendok makan saja untuk susu putih, rasanya akan cenderung pahit, tapi jadi pas kalau dipasangkan dengan vla yang manis)
  • 50 gr coklat bubuk
  • 2 bungkus agar-agar coklat
  • 250 gr DCC (Dark Cooking Chocolate), cincang.
Bahan Vla:
  • 250 ml susu coklat cair (saya pakai susu UHT putih)
  • 50 gram gula pasir (atau sesuai selera)
  • 2 SDM coklat bubuk (saya nggak pakai)
  • 1 SDM tepung maizena cairkan dengan sedikit air (kalau saya lebih merasa pas kekentalannya dengan 2 SDM tepung maizena)
  • 1 SDM Rhum (saya ganti dengan 1 SDT Vanilla Essence/Vanila Bubuk)
Cara Membuat:
Puding:
  1. Campur susu cair, gula, agar-agar, dan coklat bubuk dan aduk sampai dengan rata.
  2. Masak di atas api sedang. Saat mulai hangat, masukkan DCC cincang. Aduk terus hingga rata.
  3. Masak sampai dengan mendidih kecil. Matikan api.
  4. Tunggu hingga uap panas hilang (jika memakai cetakan plastik). Kalau pakai non plastik sih cuek aja, langsung tuang. Tapi tetap tunggu hingga uap hilang, baru dinginkan di kulkas. Tips dari saya, saat menuang agar-agar, gunakan saringan dengan lubang yang kecil. Selain untuk menyingkirkan adonan yang tidak teraduk rata, dijamin permukaan puding akan mulus!! Gambar yang saya pajang masih kurang mulus karena saat itu belum nemu tipsnya. Hehe.
Vla:
  1. Campur susu dan gula, masak di atas api hingga mendidih kecil.
  2. Masukkan maizena yang telah dicairkan dengan sedikit air.
  3. Aduk terus sampai rata dan mengental.
Sajikan puding dan vla dalam keadaan dingin.

Puding yang ada di foto saya buat untuk ulang tahun adik ipar. Asli kecil-kecilan dan hanya makan puding itu saja, hehe. Semua bilang enyaaaaak!! Awalnya juga saya PD untuk membuat puding ini karena adik ipar saya (yang lain) main ke rumah saat pertama kali saya bikin puding ini untuk Abang (dan katanya dia nggak suka!!). Mereka ketagihan dan minta dibuatkan lagi... jadi sebenarnya momen ulang tahun hanya alasan mereka saja, haha.

Sedikit tips dari Ibu Mertua saya, vla lebih enak kalau pakai sedikit santan dan sedikit air garam. Saya pribadi merasa agak aneh rasanya dan kurang cucok kalau menggunakan santan. Tapi air garam kayaknya boleh juga... entah mengapa rasanya menjadi lebih seimbang :). Takarannya? Mohon maaf, saya juga cuma kira-kira, hehe.

Intinya, puding ini menurut saya puding paling enak yang pernah saya coba... Membuatnya pun gampang banget. Silahkan dicoba di rumah ya :)


Dan ternyata... ketemu foto dengan permukaan puding yang mulus (walaupun kurang fokus). :)